ASAL MULA SANGGA PRAMUKA PENEGAK SMAN 1 TELAGASARI

11/05/2012 05:46:00 PM


  Asal mula nama sangga laki - laki


Pada suatu hari yang indah nan cerah, terpikirlah oleh seorang bapak yang bijaksana, yaitu Bpk. Habib S.pd. Beliau adalah seorang pembina PRAMUKA SMAN 1 TELAGASARI, tentang nama sangga PRAMUKA golongan PENEGAK yang dibinananya. Yang kebetulan sangga penegak ini belum ada namanya, hingga beliau menemukan baligo yang bertuliskan Jl. Oto Iskandar Dinata di daerah BANDUNG. Oto Iskandar Dinata (lahir di Bandung, Jawa Barat, 31 Maret 1897 – meninggal di Mauk, Tangerang, Banten, 20 Desember 1945 pada umur 48 tahun) adalah salah satu Pahlawan Nasional Indonesia. Ia mendapat nama julukan si Jalak Harupat.

BOY SCOUT
OTO ISKANDAR DINATA
   Dijuluki “Si Jalak Harupat”. Masa pemuda Oto Iskandar Dinata adalah masa yang penuh dinamika, pandai bergaul dengan orang lain sehingga ia disenangi oleh teman-temannya walupun ia berasal dari keturunan kalangan atas. Disamping itu, oto adalah seorang pemuda yang mempunyai sikap suka berterus terang, yang dalam bahasa sunda disebut togmol. Sikap terus terangnya ini kadang membuat orang marah. Hampir semua guru Belanda tidak menyukai murid-murid yang menonjol nasionalismenya seperti Oto Iskandar Dinata. Apalagi Oto pandai berpidato, kata-katanya tajan dan langsung mengenai sasaran. Kepandaian dan kehebatan berpidato membuat Oto sering melancarkan kritik kepada pemerintah kolonial, sehingga oleh teman-temannya ia di juluki “Si Jalak Harupat”. Jalak harupat adalah Ayam Jago Yang Kuat, tajam kalau menghantam lawan, dan selalu menang bila diadu. Dan kemudian beliau memberikan nama Si Jalak Harupat pada sangga pria yang dibinanya.

    Asal mula nama sangga perempuan

Masih Bpk. Habib Spd. yang memberikan nama. Namun kali ini beliau menemukan nama ini pada saat beliau bersantai sambil bertiduran pada sebuah saung yang ada pada salah satu TPU yang berada di daerah Bandung. Lalu beliau melihat pada salah satu kuburan berpatok yang bertuliskan Raden Dewi Sartika.
Rd. DEWI SARTIKA
   Dewi Sartika (lahir di Bandung, 4 Desember 1884 – meninggal di Tasikmalaya, 11 September 1947 pada umur 62 tahun) adalah tokoh perintis pendidikan untuk kaum perempuan, diakui sebagai Pahlawan Nasional oleh Pemerintah Indonesia tahun 1966. Dewi Sartika dilahirkan di keluarga priyayi Sunda, Nyi Raden Rajapermas dengan Raden Somanagara. Meskipun bertentangan dengan adat waktu itu, ayah-ibunya bersikukuh menyekolahkan Dewi Sartika di sekolah Belanda. Sejak 1902, Dewi Sartika sudah merintis pendidikan bagi kaum perempuan. Di sebuah ruangan kecil, di belakang rumah ibunya di Bandung, Dewi Sartika mengajar di hadapan anggota keluarganya yang perempuan. Merenda, memasak, jahit-menjahit, membaca, menulis dan sebagainya, menjadi materi pelajaran saat itu. Bulan September 1929, Dewi Sartika mengadakan peringatan pendirian sekolahnya yang telah berumur 25 tahun, yang kemudian berganti nama menjadi "Sakola Raden Déwi". Atas jasanya dalam bidang ini, Dewi Sartika dianugerahi bintang jasa oleh pemerintah Hindia-Belanda. Dewi Sartika adalah orang yang paling berjasa dalam dunia pendidikan, hingga - hingga namanya pun mendunia karena oleh itu. Lalu akhirnya Bpk. Habib Spd. mengambil nama Raden Dewi Sartika dan memberikannya kepada sangga perempuan yang dibinanaya.

     Alasan dari Bpk. Habib Spd. memberikan nama ini kepada sangga yang dibinanya karena beliau ingin sifat kedua arti nama tersebut turun kepada sangga yang dibinanya.

You May Also Like

0 comments